Swiss

Swiss
Engelbergh Juli 2010

Minggu, 08 Agustus 2010

Europe Trip day-4 London

Hari keempat | London | Rabu 23 Juni 2010

Pagi-pagi setelah sarapan kami bergegas ke laundry. Sudah 3 hari dan kami berempat, cucian pastilah setumpuk. Nggak mungkin kami bawa ke Zurich dalam kondisi seperti itu. Biasanya untuk pakaian yang frekuensi pergantiannya cepat seperti kaos kaki dan underwear kami cuci sendiri di hotel. Beruntung kami menemukan brosur promosi laundry yang terletak di Pimlico, Pimlico Laundrette namanya. Jaraknya 10 menit by walk, buka 8am-7pm.
Menggunakan mesin cuci otomatis dengan membayar koin 3.20GBP dan untuk drier 1GBP. Proses cuci dan drying selesai dalam 60 menit. Pemilik laundry seorang ibu-ibu berbadan subur keturunan India yang tidak banyak bicara. Setelah melipat pakaian kami kembali ke hotel untuk mengepak barang.

Kami harus pindah ke hotel dekat airport Gatwick karena pesawat yang membawa kami ke Zurich Swiss take off jam 7am, artinya kami harus check in jam 5pagi! Kami ingin memaksimalkan eksplor London, untuk itu kami check out hotel, menitipkan barang-barang dan mengambil kembali sore hari untuk berangkat ke Gatwick (batas check out jam 12). Oleh pengurus hotel kami dipunguti 4GBP untuk 4 pieces barang titipan. Jam 10am jalan ke Victoria lanjut ke Leicester dengan Underground lalu memasuki Chinatown yang biasanya menjual souvenir dengan harga yang lebih nurah tetapi yang kami dapati kebanyakan restoran. Ketemu toko souvenir . Pengawal toko ini (lagi-lagi) keturunan india. Disini kami membeli miniature Big Ben lengkap dengan jamnya senilai 17GBP dan lainnya untuk bahan oleh2, ciri khas orang Indonesia kalau bepergian. Melanjutkan perjalanan kami menemukan jualan masakan Thai kakilima makanan nasi yang serba ayam kuah. Kami pesan 3 bungkus dan 3 nasi putih take away seharga 14GBP. Kami makan siang di sebuah taman di halaman gereja tua. Di sini banyak orang, ada yang mengasuh bayi, melepas lelah, bersantai dan berjemur di bawah sinar matahari yang bersuhu 28oC.

Perjalanan dilanjutkan ke Harrods yang beken milik keluarga Dodi al Fayed pacar gelapnya Lady Diana. Bangunannya antic berlantai 4? Barang-barang yang dijual disini semuanya brand dari desainer ternama, harganya bisa ditebak. Layout jualannya mengingatkan saya pada Mustafa Center di Singapura, tentunya Harrods ada pada posisi yang lebih berkelas. Sita membeli payung yang tampaknya kokoh, itupun karena sale 14GBP. Setelah gempor mengitari 4 lantai kami pulang menggunakan bis jurusan Victoria, turun di Coach station. Ah, hotel kami letaknya dekat sekali dari halte ini.


Mengambil kopor lalu berangkat ke stasiun Victoria. Meskipun pop mie sudah berkurang 8 cup untuk konsumsi makan malam tapi perasaan kopornya kok tetap gemuk ya? Tujuan kita sore ini ke kawasan Gatwick Airport yang ada di luar kota London, tepatnya ke Premium Inn Hotel. Perusahaan Easybus akan pick up kami di West Brompton. Untuk itu kami berangkat dari Victoria menggunakan Underground District Line. Kami sampai di West Brompton terlalu cepat jam 4.15pm padahal jam jemput 5.27pm. Tempat penjemputan itu hanya sebuah halte bis biasa, kami jadi berjemur selama 1.5jam. Semula saya piker ada tempat menanti layaknya pos travel Cipaganti dengan rute Jakarta-Bandung, dimana penumpang bisa menunggu sambil duduk di suatu ruangan. Pelajaran berikutnya: Jangan berharap servis di negeri orang, siapkan yang terburuk. Sungguh, sampai travelling kami selesai, pada akhirnya kami berkesimpulan hospitality terbaik hanya bisa kita dapatkan di Indonesia.

Menanti di halte terbuka nan panas membuat anak-anak mengeluh. Akhirnya mobil sejenis Elf dating juga. Jangan berharap kita dibantu mengangkat kopor ke bagasi. Sopir hanya membuka bagasi lalu seluruh penumpang memasukkan barang bawaannya sendiri. Sopirnya nyentrik, bertato, rambut panjang, berkacamata bulat John Lennon, secara keseluruhan mirip sekali Ozzy Osbourne vokalis legendaries Black Sabbath hanya lebih kurus dan lebih muda. Sepanjang jalan lagu yang diputar dari tapenya adalah rock, sukurlah saya menikmatinya juga. Setelah kira-kira 1.5 jam perjalanan sopir menurunkan beberapa penumpang di Gatwick Airport Southside. Kami penumpang terakhir turun di pemberhentian terakhir Northside.

Di Gatwick Airport jam 5pm saat itu terasa sepi saat menunggu bis G2 yang melayani penumpang Airport ke beberapa tempat termasuk ke hotel Premium Inn tempat kami menginap. Tarifnya 2.5GBP sementara anak-anak free. Disini sudah jadi kebijakan Negara bahwa anak-anak dengan batasan umur tertentu mendapat keringanan bahkan dibebaskan dari pembiayaan. Ternyata jarak ke hotel dekat saja, hanya 2 menit. Kami check in, sukur dapat kamar di lantai bawah. Berbeda dengan Edward House, Premier Inn ini benar-benar hotel yang kita harapkan, harganya hanya 61GBP. Kami semua puas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar